Pages

Senin, 03 Januari 2011

Mengatasi Ejakulasi Dini

Pengertian penyakit ejakulasi dini
Ejakulasi dini adalah suatu keadaan dimana ejakulasi terjadi kurang dari 2 menit. Pengertian kurang dari 2 menit ini bersifat relative, ada referensi yang mengatakan kurang dari 5 menit dan ada yang mengatakan kurang dari 10 menit. Referensi lain mengatakan seorang laki – laki di katakan ejakulasi dini bila seorang laki laki gagal mempertahankan ejakulasi sesuai dengan harapan atau kepuasan pasangannya. Ejakulasi dini akan menyebabkan gangguan keharmonisan rumah tangga bahkan cenderung menimbulkan perselingkuhan karena istri tidak mendapat kepuasan seksual dari suami yang mengalami ejakulasi dini.

Penyebab ejakulasi dini
Penyebab pasti dari ejakulasi dini belum diketahui secara pasti, sementara ini penyebab ejakulasi dini adalah sangat kompleks melibatkan faktor psikologis, kesehatan dan biologis yang kompleks dan rumit. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini :
Faktor psikologis penyebab ejakulasi dini :
  1. Pengalaman seksual di masa muda, dimana sering melakukan hubungan seksual dengan terburu – buru, perasaan bersalah, pengalaman seksual yang tidak menyenangkan dan tidak nyaman.
  2. Stress dan tekanan pekerjaan sangat mempengaruhi ejakulasi
  3. Kecemasan, tidak percaya diri dan ketakutan yang berlebihan
Faktor kesehatan dan biologis penyebab ejakulasi dini :
  1. Kadar hormon yang tidak normal
  2. Kebiasaan onani dan masturbasi menyebabkan kerusakan epitel penis sehingga meningkatkan sensitifitas (perangsangan) dari kulit penis
  3. kadar neurotransmitter (zat perantara impuls saraf) tidak normal
  4. refleks abnormal dari aktivitas sistem ejakulatorius
  5. Beberapa dangguan kelenjar tiroid
  6. Peradangan dan infeksi prostat atau uretra
  7. Faktor genetik/keturunan
  8. Kerusakan sistem saraf akibat dari operasi atau trauma
  9. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan ejakulasi dini adalah diabetes, hipertensi, kerusakan saraf, aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) dan gangguan prostat.
Faktor resiko terjadinya ejakulasi dini
  1. Disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi adalah gangguan proses ereksi pada laki – laki. Anda memiliki resiko menderita ejakulasi dini jika anda kadang – kadang atau sering mengalami gangguan dalam mempertahankan ereksi secara konsisten. Perasaan takut kehilangan ereksi, menyebabkan anda terburu-buru untuk menyelesaikan hubungan seksual.
  2. Masalah kesehatan. Masalah medis menyebabkan Anda merasa cemas selama melakukan hubungan seks, seperti masalah jantung, dapat menyebabkan Anda secara sadar terburu-buru untuk ejakulasi. Aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah) menyebabkan aliran darah menuju penis, diabetes menyebabkan darah menjadi lebih kental sehingga mempengaruhi aliran darah menuju penis.
  3. Stres. Stress dan tekanan emosional atau mental di segala bidang kehidupan dapat mempengaruhi terjadinya ejakulasi dini, sering membatasi kemampuan anda untuk menikmati dan fokus selama hubungan seksual.
  4. Obat tertentu. Beberapa jenis obat dapat mempengaruhi neurotransmitter dalam otak seperti trifluoperazine (Stelazine) yang digunakan untuk mengatasi kegelisahan dan masalah kesehatan mental.
Gejala ejakulasi dini
Gejala ejakulasi dini ditandai dengan ejakulasi sebelum waktu yang diinginkan oleh kedua pasangan tersebut. Namun masalahnya ejakulasi dapat terjadi pada semua situasi seksual bahkan termasuk ketika masturbasi. Dokter biasanya membagi ejakulasi dini terbagi atas dua yaitu ejakulasi primer (seumur hidup) dan ejakulasi sekunder (diperoleh).
Gejala ejakulasi primer (seumur hidup) adalah :
  1. Ejakulasi yang selalu atau hampir selalu terjadi dalam satu menit atau kurang pada saat melakukan penetrasi vagina
  2. Ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi pada semua atau hampir saat melakukan penetrasi vagina
  3. Kehidupan pribadi yang negatif, seperti stres , frustrasi atau menghindari keintiman seksual
Gejala ejakulasi sekunder (di dapat) adalah :
  1. Ejakulasi dini sekunder terjadi setelah sebelumnya tidak mengalami ejakulasi dini dan mampu memuaskan pasangannya dan menjalani hubungan seksual yang normal
  2. Disebabkan karena ada masalah pribadi dan hubungan dengan pasangannya.
Penanganan dan obat ejakulasi dini
Pilihan pengobatan untuk ejakulasi dini adalah terapi seksual , obat-obatan dan psikoterapi . Bagi banyak pria , kombinasi perawatan merupakan pengobatan yang terbaik.
Terapi ejakulasi dini dengan menggunakan teknik memeras
Dokter akan menginstruksikan Anda dan pasangan Anda untuk menggunakan teknik memeras. Metode ini bekerja sebagai berikut :
  1. Langkah 1. Mulailah aktivitas seksual seperti biasa , termasuk rangsangan dari penis , sampai Anda merasa hampir siap untuk ejakulasi .
  2. Langkah 2 . setelah anda siap untuk ejakulasi maka pasangan anda akan meremas ujung penis anda selama beberapa detik sampai keinginan untuk ejakulasi hilang.
  3. Langkah 3 . Setelah memeras dilepaskan, tunggu sekitar 30 – 60 detik , kemudian kembali ke pemanasan hingga anda mengalami ereksi kembali dan siap untuk ejakulasi.
  4. Langkah 4. Lakukan pemerasan ulangan seperti langkah 2
Dengan mengulang ini sebanyak yang diperlukan, jika pasangan anda telah terpuaskan maka Anda dapat ejakulasi. Setelah anda mengetahui cara menunda ejakulasi maka latihan selanjutnya tidak diperlukan lagi teknik meremas.
Obat ejakulasi dini
Hingga saat ini belum ada obat yang secara spesifik digunakan untuk mengobati ejakulasi dini. Obat yang ada saat ini adalah obat anti depresan yang memiliki efek samping berupa “penundaan orgasme” yang menyebabkan tertundanya ejakulasi. Dokter menyarankan bahwa orang-orang yang telah ejakulasi dini dapat mengambil manfaat dari efek samping dari obat antidepresan yang spesifik ini. Efek samping lain dari obat antidepresan lainnya adalah mual, mulut kering, kantuk dan penurunan libido.
Psikoterapi ejakulasi dini
Pendekatan ini dikenal sebagai konseling atau terapi bicara untuk mengetahui kondisi psikologis penderita ejakulasi dini dan melibatkan psikiater (dokter jiwa) atau psikolog. Psikoterapi bertujuan untuk mengatasi masalah stress dan emosional yang menjadi salah satu faktor penyebab ejakulasi dini.
Obat tradisional – herbal ejakulasi dini
Obat tradisional atau herbal untuk mengobati ejakulasi dini adalah jamur lingzhi dan ginseng. Kedua jenis herbal ini dapat membantu mengatasi masalah kesehatan yang menyebabkan ejakulasi dini, meningkatkan kualitas sperma dan kekuatan ereksi. Daun murbai dapat digunakan untuk detoxifikasi (membuang racun).
Komplikasi ejakulasi dini
Komplikasi yang dapat terjadi akibat ejakulasi dini adalah keharmonisan rumah tangga terganggu, selain itu ejakulasi dini menunjukkan penurunan fungsi organ dan metabolism tubuh. Ejakulasi dini sering disertai dengan keluhan sulit memiliki anak karena ejakulasi dini biasanya disertai dengan kualitas sperma yang kurang, air mani yang encer dan jumlah sperma yang kurang normal

OBAT-OBAT TERKAIT EJAKULASI DINI

Obat antidepresan

Pada tahun 1990-an mengantarkan sebuah era baru dalam pengobatan Ejakulasi Dini ketika dokter menemukan obat antidepresan tertentu yang memiliki efek samping dari menunda ejakulasi. Jenis obat dapat membantu karena mereka memiliki efek samping yang umum memperpanjang waktu yang diperlukan untuk mencapai orgasme. 

Namun, antidepresan tidak disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk mengobati Ejakulasi Dini. Meskipun demikian, penelitian telah menunjukkan bahwa mereka aman dan efektif. Obat-obat ini termasuk selektif serotonin reuptake inhibitor (SSRI) seperti fluoxetine (Prozac), paroxetine (Paxil) atau sertraline (Zoloft), dan antidepresan trisiklik, seperti clomipramine (Anafranil).
PE merupakan masalah mendunia yang tidak memiliki acuan penanganan yang disetujui secara luas. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) merupakan antidepresan yang digunakan secara luas “off label” sebagai agen farmakoterapi dalam penanganan PE. Namun penggunaan SSRIs dan antidepresan lainnya belum mendapatkan FDA approved. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui agen farmakologi mana yang paling tepat untuk digunakan dalam penanganan PE.
Berikut ini kami sampaikan uji klinik mengenai tramadol yang digunakan dalam penanganan PE.
1. Salem dkk melakukan studi untuk mengetahui efikasi tramadol dalam penanganan PE. Dalam studi ini IELT digunakan sebagai alat untuk mengetahui efikasi tramadol dalam penanganan PE. Single-blind, placebo-controlled, crossover, stopwatch monitored two-period study dilakukan pada 60 pasien dengan riwayat PE sepanjang hidupnya. Disebut PE jika IELT <2 menit pada 80% hubungan intim yang dilakukan. Tramadol HCl 25 mg diberikan pada 30 pasien sebelum melakukan hubungan intim dan plasebo diberikan pada 30 pasien sisanya selama 8 minggu. Obat ditelan 1-2 jam sebelum melakukan aktivitas seksual dan setidaknya hubungan intim harus dilakukan 1 kali/minggu. Setelah periode 8 minggu, grup yang awalnya mendapat plasebo kemudian ditukar dan mendapatkan tramadol, begitu juga pada grup yang satunya, dan penukaran tersebut dilakukan selama 8 minggu. Antara 2 periode 8 minggu dipisahkan oleh periode 1 minggu dimana seluruh pasien tidak mengkonsumsi tramadol ataupun plasebo. IELT diukur dengan stopwatch setiap kali melakukan hubungan intim dan hasilnya dilaporkan oleh pasien atau pasangan seksualnya. IELT awal (rata-rata ± SD) sebelum diberikan terapi adalah 1.17± 0.39 menit. Pada akhir periode terapi, IELT rata-rata meningkat secara signifikan pada pasien saat mendapatkan tramadol, yaitu 7.37± 2.53 menit (P<0.0001). IELT rata-rata pada pasien saat mendapatkan plasebo adalah 2.01±0.71 menit. Para pasien melaporkan kepuasan mereka akan hasil terapi terhadap kontrol ejakulasi. Kesimpulan : tramadol, obat anti inflamasi yang sudah terbukti keamanannya, menunjukkan potensinya sebagai terapi untuk menangani PE.
2. Safarinejad dan Hosseini melakukan studi untuk mengevaluasi efikasi dan keamanan a new serotonergic centrally acting drug tramadol dalam menunda ejakulasi pada pasien PE. 64 laki-laki dengan PE secara acak diberikan 50 mg tramadol (grup 1, n = 32) atau plasebo (grup 2, n = 32) kira-kira 2 jam sebelum melakukan hubungan intim, selama 8 minggu. Sebelum diberikan terapi, dilakukan evaluasi mengenai : riwayat PE, pemeriksaan fisik, IELT, International Index of Erectile Function, dan tes Meares-Stamey. Efikasi dari kedua terapi yang diberikan, dinilai berdasarkan respon pasien terhadap International Index of Erectile Function, dan IELT. 57 pasien (89%) berhasil menyelesaikan seluruh terapi. IELT rata-rata meningkat dari 19 detik menjadi 243 detik setelah pemberian tramadol, sedangkan IELT rata-rata untuk plasebo meningkat dari 21 detik menjadi 34 detik setelah pemberian plasebo (P<0.001). Frekuensi rata-rata hubungan intim dalam seminggu meningkat dari 1.07 menjadi 2.3 setelah pemberian tramadol dan dari 1.1 menjadi 1.3 setelah pemberian plasebo (P<0.05). Nilai domain kepuasan setelah melakukan hubungan intim berdasarkan International Index of Erectile Function, meningkat dari 10 menjadi 14 setelah pemberian tramadol dan dari 11 menurun menjadi 10 setelah pemberian plasebo (P<0.05). Tidak terdapat penghentian terapi akibat efek samping dari pemberian tramadol maupun plasebo, namun efek samping akibat pemberian tramadol lebih banyak dibandingkan dengan plasebo (P<0.05). Kesimpulan : tramadol memperlihatkan hasil yang lebih baik secara bermakna dalam IELT dan kepuasan hubungan intim dibandingkan dengan plasebo.

Senam Kegel
Menurut Prof Wimpie, salah satu latihan yang bisa digunakan untuk menahan ejakulasi adalah dengan mencoba latihan kegel atau sex therapy yang dilakukan dengan pasangan Anda. Senam ini adalah sebagai senan latihan otot-otot panggul untuk meningkatkan kekuatan dalam berhubungan seksual.
Senam kegel ini awalnya dipergunakan oleh wanita yang tidak mampu mengontrol pengeluaran urin. Otot PC disebut juga otot ’seksual’ karena mendukung vagina, penis, uterus, rectum dan bagian tubuh lain yang terkait fungsi seksual seperti orgasme dan ejakulasi baik pada wanita maupun pria.
Untuk menemukan lokasi otot PC, Anda dapat menghentikan urine saat Anda buang air kecil. Cobalah berhenti buang air kecil sampai tiga kali sehingga Anda dapat menentukan posisi otot-otot PC tersebut.
Latihan kegel  ini merupakan rangkaian gerakan yang berfungsi untuk melatih kontraksi otot PC berkali-kali dengan tujuan meningkatkan tonus dan kontraksi otot. Latihan ini baru menunjukkan manfaatnya setelah dilakukan minimal enam minggu.
Caranya dengan mengencangkan otot-otot tersebut sebanvak 10 kali dan mengendorkannya 10 kali setiap hari, dalam tempo satu hingga satu setengah bulan, secara otomatis Anda akan menjadi terbiasa untuk menunda ejakulasi sehingga orgasme berulangkali dapat dialami.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Impotensi, dimana ketidakmampuan laki laki dekat ereksi di mana penyebabnya oleh dua mungkin saja yaitu organik: ada gaya-gayanya guna persarafan atau pembuluh darah penis. cowok dgn kencing indah uzur kelumpuhan saraf tulang belakang setelah pembedahan prostat. Kejiwaan : oleh dikarenakan ada kendala kejiwaan , ereksi tidak dapat terjadi Ejakulasi dini contohnya ini sering disebabkan oleh elemen kejiwaan yg tak stabil.

Jika Anda memiliki pertanyaan seputar penyakit kelamin yang anda rasakan, jangan ragu untuk bertanya pada kami karena isi konsultasi aman terjaga, privasi pasien terlindugi, dan anda bisa tenang berkonsultasi langsung dengan kami. Anda dapat menghubungi hotline di (021)-62303060 untuk berbicara dengan ahli Klinik Apollo, atau klik website bawah ini untuk berkonsultasi dengan ahli klinik Apollo.

Posting Komentar